CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Sabtu, 11 April 2009

Contoh Artikel Hasil Penelitian Tindakan Kelas

1.PENINGKATAN
KECEPATAN EFEKTIF MEMBACA (KEM)
DENGAN TEKNIK TRI FOKUS STEVE SNYDER


Abstrak. Kecepatan Etektif Membaca (KEM) siswa kelas 3 D SLTP 3 Patebon, Kendal masih rendah, yaitu 106 kpm. Angka ini masih jauh dari angka KEM ideal untuk siswa SLTP yaitu 250 kpm. Hal ini disebabkan antara lain belum diternukannya pendekatan/metode/teknik pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan, antara lain: (1) agar siswa dapat menumbuhkan kemampuan membaca pemahaman untuk menangkap informasi bacaan, dan (2) agar siswa dapat meningkatkan KEM mereka.

Usaha pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Tri Fokus Steve Snyder. Pembelajaran tersebut dibagi dalam sejumlah kegiatan, yaitu; (1) pendahuluan, yang meliputi pemberian motivasi berkaitan dengan kegiatan membaca cepat dan pemahaman serta pengenalan (penjelasan) tentang teknik Tri Fokus Steve Snyder, (2) kegiatan inti, yaitu praktik membaca dengan teknik Tri Fokus Steve Snyder, dan (3) penutup, yaitu evaluasi atau pengukuran KEM siswa.

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang menggunakan Teknik Tri Fokus Steve Snyder dapat disimpulkan bahwa: (1) rata-rata KEM siswa kelas 3 D meningkat dari 106,50 kpm pada pembelajaran pertama (tidak menggunakan teknik trifokus) menjadi 128,72 kpm pada pembelajaran kedua, dan (2) terjadi perubahan minat, motivasi, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Sumber : Buletin "Pelangi Pendidikan" Vol. No. 1, Tahun 2003 (Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP)


2.PSIKOLOGI ISLAM Manusia adalah makhluk yang berfikir dan merasa serta berkehendak dimana perilakunya mencerminkan apa yang difikir, yang dirasa dan yang dikehendakinya. Manusia juga makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus, disamping ia dapat menghayati perasaan keIslaman dirinya, ia juga dapat meneliti keberIslaman orang lain. Tetapi apa makna Islam secara psikologis pasti berbeda-beda, karena Islam menimbulkan makna yang berbeda-beda pada setiap orang. Bagi sebagian orang, Islam adalah ritual ibadah, seperti salat dan puasa, bagi yang lain Islam adalah pengabdian kepada sesama manusia bahkan sesama makhluk, bagi yang lain lagi Islam adalah akhlak atau perilaku baik, bagi yang lain lagi Islam adalah pengorbanan untuk suatu keyakinan, berlatih mati sebelum mati, atau mencari mati (istisyhad) demi keyakinan.

Di sini kita berhadapan dengan persoalan yang pelik dan rumit, yaitu bagaimana menerangkan Islam dengan pendekatan ilmu pengetahuan, karena wilayah ilmu berbeda dengan wilayah Islam. Jangankan ilmu, akal saja tidak sanggup mengadili Islam. Para ulama sekalipun, meski mereka meyakini kebenaran yang dianut tetapi tetap tidak berani mengklaim kebenaran yang dianutnya, oleh karena tu mereka selalu menutup pendapatnya dengan kalimat wallohu a`lamu bissawab, bahwa hanya Allahlah yang lebih tahu mana yang benar. Islam berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, Islam membersihkan hati, ilmu mencerdaskan otak, Islam diterima dengan iman, ilmu diterima dengan logika.

Meski demikian, dalam sejarah manusia, ilmu dan Islam selalu tarik menarik dan berinteraksi satu sama lain. Terkadang antara keduanya akur, bekerjasama atau sama-sama kerja, terkadang saling menyerang dan menghakimi sebagai sesat, Islam memandang ilmu sebagai sesat, sebaliknya ilmu memandang perilaku keIslaman sebagai kedunguan. Belakangan fenomena menunjukkan bahwa kepongahan ilmu tumbang di depan keagungan spiritualitas, sehinga bukan saja tidak bertengkar tetapi antara keduanya terjadi perkawinan, seperti yang disebut oleh seorang tokoh psikologi tranpersonal, Ken Wilber; Pernikahan antara Tubuh dan Roh, The Marriage of Sence and Soul.(Ken Wilber, The Marriage of Sence and Soul, Boston, Shambala,2000) .

Bagi orang Islam, Islam menyentuh bagian yang terdalam dari dirinya, dan psikologi membantu dalam penghayatan Islamnya dan membantu memahami penghayatan orang lain atas Islam yang dianutnya. Secara lahir Islam menampakkan diri dalam bermacam-macam realitas; dari sekedar moralitas atau ajaran akhlak hingga ideologi gerakan, dari ekpressi spiritual yang sangat individu hingga tindakan kekerasan massal, dari ritus-ritus ibadah dan kata-kata hikmah yang menyejukkan hati hingga agitasi dan teriakan jargon-jargon Islam (misalnya takbir) yang membakar massa. Inilah kesulitan memahami Islam secara ilmah, oleh karena itu hampir tidak ada definisi Islam yang mencakup semua realitas Islam. Sebagian besar definisi Islam tidak komprehensip dan hanya memuaskan pembuatnya.

Sangat menarik bahwa Nabi Muhammad sendiri mengatakan bahwa, kemulian seorang mukmin itu diukur dari Islamnya, kehormatannya diukur dari akalnya dan martabatnya diukur dari akhlaknya (karamul mu’mini dinuhu, wa muru’atuhu `aqluhu wa hasabuhu khuluquhu)(HR. Ibn Hibban). Ketika nabi ditanya tentang amal yang paling utama, hingga lima kali nabi tetap menjawab husn al khuluq, yakni akhlak yang baik, dan nabi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akhlak yang baik adalah sekuat mungkin jangan marah, ( an la taghdlaba in istatha`ta). ( at Tarhib jilid III, h. 405-406).

Jadi pengertian Islam itu sangat kompleks. Psikologi Islam mencoba menguak bagaimana Islam mempengaruhi perilaku manusia, tetapi keberIslaman seseorang juga memiliki Islam corak yang diwarnai oleh berbagai cara berfikir dan cara merasanya. Seberapa besar Psikologi mampu menguak keberIslaman seseorang sangat bergantung kepada paradigma psikologi itu sendiri. Bagi Freud (mazhab Psikoanalisa) keberIslaman merupakan bentuk ganguan kejiwaan, bagi mazhab Behaviorisme, perilaku keberIslaman tak lebih sekedar perilaku karena manusia tidak memiliki jiwa. Mazhab Kognitip sudah mulai menghargai kemanusiaan, dan mazhab Humanisme sudah memandang manusia sebagai makhluk yang mengerti akan makna hidup yang dengan itu menjadi dekat dengan pandangan Islam. Dibutuhkan paradigma baru atau mazhab baru Psikologi untuk bisa memahami keberIslaman manusia.

Psikologi Barat yang diassumsikan mempelajari perilaku berdasar hukum-hukum dan pengalaman kejiwaan universal ternyata memiliki bias culture, oleh karena itu teori psikologi Barat lebih tepat untuk menguak keberIslaman orang yang hidup dalam kultur Barat. Psikologi Barat begitu sulit menganalisis fenomena Revolusi Iran yang dipimpin Khumaini karena keberIslaman yang khas Syi’ah tidak tercover oleh Psikologi Barat, sebagaimana juga sekarang tidak bisa membedah apa makna senyum Amrozi ketika di vonis hukuman mati. KeberIslaman seseorang harus diteliti dengan the Indigenous Psychology, yakni psikologi yang berbasis kultur masyarakat yang diteliti. Untuk meneliti keberIslaman orang Islam juga hanya mungkin jika menggunakan paradigma The Islamic Indigenous Psychology.

Psikologi sebagai ilmu baru lahir pada abad 18 Masehi meski akarnya menhunjam jauh ke zaman purba. Dalam sejarah keilmuan Islam, kajian tentang jiwa tidak seperti psikologi yang menekankan pada perilaku, tetapi jiwa dibahas dalam kontek hubungan manusia dengan Tuhan, oleh karena itu yang muncul bukan Ilmu Jiwa (`ilm an nafs), tetapi ilmu Akhlak dan Tasauf. Meneliti keberIslaman seorang muslim dengan pendekatan psikosufistik akan lebih mendekati realitas keberIslaman kaum muslimin dibanding dengan paradigma Psikologi Barat. Term-term Qalb, `aql, bashirah (nurani), syahwat dan hawa (hawa nafsu)yang ada dalam al Qur’an akan lebih memudahkan menangkap realitas keberIslaman seorang muslim.

Kesulitan memahami realitas Islam itu direspond The Encyclopedia of Philosophy yang mendaftar komponen-komponen Islam. Menurut Encyclopedia itu, Islam mempunyai ciri-ciri khas (characteristic features of religion) sebagai berikut :

  • Kepercayaan kepada wujud supranatural (Tuhan)
  • Pembedaan antara yang sakral dan yang profan.
  • Tindakan ritual yang berpusat pada obyek sakral
  • Tuntunan moral yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan
  • Perasaan yang khas (takjub, misteri, harap, cemas, merasa berdosa, memuja) yang cenderung muncul di tempat sakral atau diwaktu menjalankan ritual, dan kesemuanya itu dihubungkan dengan gagasan Ketuhanan.
  • Sembahyang atau doa dan bentuk-bentuk komunikasi lainnya dengan Tuhan
  • Konsep hidup di dunia dan apa yang harus dilakukan dihubungkan dengan Tuhan
  • Kelompok sosial seiman atau seaspirasi.
Urgensi pendekatan Indigenous Psychology bukan saja karena Islam itu sangat beragam, bahkan satu Islampun, Islam misalnya memiliki keberIslaman yang sangat kompleks. Orang Islam ada yang sangat rational, ada yang tradisional, ada yang “fundamentalis” dan ada yang irational. KeberIslaman orang Islam juga ada yang konsisten antara keberIslaman individual dengan keberIslaman sosialnya, tetapi ada yang secara individu ia sangat saleh, ahli ibadah, tetapi secara sosial ia tidak saleh. Sebaliknya ada orang yang kebeIslamanya mewujud dalam perilaku sosial yang sangat saleh, sementara secara individu ia tidak menjalankan ritual ibadah secara memadai
Sumber, http://mubarok- institute. blogspot. com

3.Bangkit Dari Keterpurukan

“Jika Anda mau menerima kegagalan dan belajar darinya, jika Anda mau
menganggap kegagalan merupakan sebuah karunia yg tersembunyi dan bangkit
kembali, maka Anda memiliki potensi menggunakan salah satu sumber
kekuatan paling hebat untuk meraih kesuksesan.”
~ Joseph Sugarman

Kehidupan kita tak akan pernah berjalan semulus yang kita pikirkan.
Berbagai macam tantangan, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang-orang
yang dicintai, disabotase, bangkrut dan lain sebagainya, bisa saja
menyeret kita dalam keterpurukan. Bila kita melihat ke sekeliling,
begitu banyak orang-orang yang tenggelam dalam keterpurukan dan terjerat
cukup lama dalam kegelapan, misalnya menjadi pecandu narkoba, budak
hutang dan kemiskinan, korupsi atau melakukan tindak kejahatan lainnya
lalu dipenjarakan, dan bentuk kemalangan lainnya.

Bila kita cukup cerdas dalam menghadapi tantangan kehidupan, bermacam
bentuk benturan keras seperti itu seharusnya tidak membuat kita semakin
terpuruk. Tantangan kehidupan adalah kesempatan untuk introspeksi diri.
Benturan keras dalam kehidupan akan menjadikan kita lebih mulia, jika
kita segera sadar atas kekeliruan yang telah dilakukan, kelemahan yang
harus diperbaiki, kembali menyusun dan melaksanakan rencana dengan lebih
baik.

Tantangan kehidupan memang tidak pernah ada habisnya. Tetapi selama kita
terus berusaha memperbaiki diri dan strategi ditambah dengan kesadaran
spiritual yang lebih dalam, maka kita akan dapat mencapai tujuan
tertinggi. “Our greatest glory is not in never falling, but in rising
everytime we fail. - Kejayaan tertinggi bukan karena kita tidak pernah
jatuh, melainkan karena kita selalu bangkit lagi ketika gagal,” cetus
Confucius.

Oleh sebab itu, perbaiki diri terus-menerus, jangan menunggu sampai
kemalangan itu benar-benar datang. Mantapkan keyakinan ketika membuat
perencanaan dan menetapkan target yang memungkinkan tercapai. Kemudian
langsung melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil maksimal,
dengan penuh komitmen dan kerja keras, kecintaan dan semangat. Dengan
demikian kita akan memiliki kepekaan sekaligus keseimbangan disaat harus
menghadapi tantangan kehidupan yang cukup keras.

Mulai detik ini tanyakanlah pada diri sendiri seberapa besar pengaruh
positif yang telah Anda dapatkan atas berbagai situasi yang Anda alami?
Pastikan tantangan hidup selama ini membawa Anda pada kedewasaan,
kebijaksanaan dan kualitas spiritual yang lebih baik. Dengan demikian
Anda akan dapat menilai apakah Anda sudah mampu bangkit dan menjadi
manusia yang lebih mulia atau belum.

Sumber: Bangkit Dari Keterpurukan oleh Andrew Ho, motivator, pengusaha,
dan penulis buku-buku bestseller.


Contoh Atikel Buatan Sendiri

1.BERFOKUS PADA KELEBIHAN DIRI

“Anak-anak, coba tuliskan tiga kelebihanmu, ” kata seorang guru pada
anak-anak sekolah dasar.

Menit demi menit berlalu namun anak-anak itu seakan masih bingung.

Dengan setengah berakting, sang guru kemudian bersuara keras :

“Ayo, tuliskan! Kalau ngga, kertasmu saya sobek lo.” Anak-anak manis itu
seketika menjadi salah tingkah.

Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salah satu di
antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang nurutin kata ibu.
Kadang-kadang bantu ibu. Kadang-kadang nyuapin adik makan.”

Penuh rasa penasaran, sang guru bertanya kepadanya : “Kenapa tulisnya
kadang-kadang? “. Dengan wajah penuh keluguan, sang bocah hanya berkata :

“Emang cuma kadang-kadang, Bu guru.” !

Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang guru kemudian
melanjutkan instruksi berikutnya :

“Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahanmu atau hal-hal yang
buruk dalam dirimu.”
Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak tampak bersemangat.
Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya :

“Tiga saja, Bu guru?”.

“Ya, tiga saja!” jawab sang guru. Anak tadi langsung menyambung :

“Bu guru, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”.

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Saya
menangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari.
Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita
karena lingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih sering
mengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.

Baru-baru ini, saya menyaksikan di sebuah televisi swasta pertunjukkan
seni dari para penyandang cacat. Kami benar-benar terharu. Ada orang
buta yang begitu piawai bermain piano atau kecapi. Pria tanpa lengan dan
wanita muda yang tuli dapat menari dengan begitu indahnya.

“Luar biasa, dia bisa menari dengan penuh penghayatan. Yang membuat saya
heran, dia kan tuli tapi kok bisa mengikuti irama lagu dengan sangat
tepat?”, kata saya dalam hati terkagum-kagum.

Seorang pria buta yang bernyanyi dengan nada merdu sempat berkata,
“Saudaraku, saya memiliki dua mata seperti Anda. Namun yang ada di depan
saya hanyalah kegelapan. Ibu saya mengatakan saya bisa bernyanyi, dan ia
memberi saya semangat untuk bernyanyi.”

Benarlah apa yang dikatakan Alexander Graham Bell : “Setelah satu pintu
tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama
memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak
melihat pintu yang telah dibuka untuk kita.”

Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita.

2.Jangan Merasa Diri Lebih Baik Dari Orang Lain

Sebuah kapal karam di tengah laut karena
terjangan badai dan ombak hebat. Hanya dua
orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri.
Mereka berenang ke sebuah pulau kecil yang
gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu
apa yang harus dilakukan. Namun mereka berdua
yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan
kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling
dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi
pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan
mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan
di sisi-sisi pulau tersebut. Doa pertama
mereka panjatkan, mereka memohon agar
diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke
satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-
buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya.
Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki
yang lainnya tetap kosong.

Bagaimana dengan nasib lelaki kedua ? Siapa
yang akhirnya menang ?

Ceritanya berlanjut sbb:

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau.

Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan. Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, “Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?” “Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan,” jawab lelaki ke satu ini. “Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa.” “Kau salah!” suara itu membentak membahana. “Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.”

“Katakan padaku,” tanya lelaki ke satu itu.”Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?” “Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!”

Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain ? Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain. Dan janganlah menilai seseorang/sesuatu hanya dari “yang terlihat” saja.

3.JOMBLO BISA BIKIN IRIT

Punya pacar kaya? Siapa sih yang tidak mau, pastinya mau apa saja bisa terwujud dengan mudah, mau beli barang yang kita suka, mau kencan di restoran mahal, bahkan selalu bisa pakai baju up to date. Tapi tunggu dulu, bagaimana jika tiba-tiba putus? Bisa bangkrut mendadak bahkan kehilangan arah finansial. Tapi banyak juga yang bilang kalau single malah (bisa) irit bin hemat lho..

Saat pacaran, bagi yang tidak memiliki kendaraan bisa santai aja diantar ke mana yang kita mau, tapi saat putus mau naik taksi aja harus berpikir dua kali. Apalagi yang punya hobi makan enak di restoran mahal, bakal tiba-tiba jadi ahli gizi karena perhitungan lemak (padahal harga yang dipikir!). Untuk yang tak mau ketinggalan nonton film di bioskop juga harus rela mengantri saat nomat (nonton hemat).

Memang jomblo bisa bikin berpikir dua kali untuk melakukan pengeluaran. Tapi dengan begitu, kita bisa lebih irit dan bisa mengontrol finansial sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Pertama, kita harus jeli memikirkan rencana jangka pendek, misalnya saja untuk yang masih kuliah, pikirkan target utama yang harus diselesaikan, dengan status single tentunya lebih banyak waktu tersisa, bisa juga dengan mengambil kerja part time.

Untuk jangka menengah, kita bisa menciptakan target-target baru, dengan bekerja lebih giat untuk memperoleh promosi jabatan atau bonus, atau menambah waktu belajar lebih banyak agar cepat lulus kuliah. Semakin banyak pemikiran positif kala jomblo bisa menghasilkan energi yang luar biasa (terbukti!).

Sedangkan untuk jangka panjang, kita bisa memikirkan untuk mengembangkan karir lebih jauh, misalnya saja jika kita mengikuti usaha MLM (Multi Level Marketing), merencanakan beasiswa ke luar negeri, mengumpulkan modal yang lebih besar untuk usaha sendiri, bahkan mencari calon suami yang kaya raya. Tapi ingat, jangan terlalu muluk-muluk sehingga bikin depresi.

Saat masih pacaran, pengeluaran yang paling terasa adalah pulsa telepon, dan saat jomblo pengeluaran itu bakal bisa diiritkan lebih ketat. Komunikasi dengan teman bisa dilakukan cukup dengan SMS aja. Untuk beli baju pun jadi pikir-pikir, daripada up to date, mending bikin baju up grade, atau juga kita bisa menyumbangkan baju lama pada saudara maupun ke panti asuhan. Dengan begitu kita makin bisa berpikir dan menentukan prioritas utama.

Tak sedikit orang bilang bahwa hang out dengan teman lebih fun ketimbang pacaran berduaan. Dengan status single, kita bebas melakukan apa saja yang kita mau, camping bersama, nonton bareng, makan di restoran yang menyediakan makanan paketan, atau belanja di tempat buy one get one free. Pokoknya yang perlu diingat, kita hidup buat fun. Mau punya pacar atau jomblo, selama kita happy jalani aja apa yang kita mau.


Pengaruh Benda-Benda Langit pada Kehidupan Manusia di Bumi

Apa yang terjadi ketika bulan purnama terhadapan kehidupan manusia?
Benda-benda langit yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah planet-planet dan satelitnya (bulan) seperti Jupiter, Neptunus, Mars, Merkurius, Venus, bulannya Bumi, bulan-bulannya Jupiter dan matahari-matahari (bintang-bintang) lain. Pengaruh benda langit tentunya timbul dari gaya tarik menarik antara bumi dan benda-benda langit tersebut. Pengaruh yang sudah kita tahu adalah pengaruh bulan, setiap bulan purnama dapat dipastikan laut akan mengalami pasang naik. Air di laut dan di muara sungai pasti bertambah tinggi. Masyarakat jaman dulu pun meyakini bahwa benda-benda langit mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia yang ada di bumi. Kemudian keyakinan yang diperoleh lewat pengamatan yang tekun, mereka disajikan dalam suatu rasi bintang yang terdiri dari 12 macam dimana masing-masing melambangkan suatu sifat atas seseorang yang lahir pada suatu periode waktu tertentu.
Menurut pskiater Arnold Lieber dalam bukunya Lunar Effect, adanya bulan purnama membuat emosi orang menjadi tidak stabil. Hal ini dikarenakan tubuh manusia yang 80 % merupakan cairan (lemak, darah, darah putih, getah bening, enzym dll) ikut tertarik gravitasi bulan. Lieber menemukan bahwa setiap terjadi bulan purnama jumlah kejahatan semakin bertambah daripada ketika bulan tidak sedang purnama.
Di film-film, entah hanya khayalan belaka atau kenyataan, sering diperlihatkan adanya serigala yang melolong-lolong di atas bukit pada suatu malam dengan latar belakang nampak bulan purnama. Mungkin si serigala ini juga terpengaruh oleh gravitasi bulan.
Orang-orang Arab yang menggunakan kalendar yang berdasarkan peredaran bulan (disebut kalender Arab – Qomariyah, Qomar artinya bulan, kalendar ini mempunyai 12 bulan seperti: Muharam, Shafar, Rajab, Syawal dsb) mempunyai kebiasaan melakukan puasa 3 hari berturut-turut setiap tanggal 13,14 dan 15 setiap bulannya pada bulan Qomariyah itu (saya tidak tahu pasti apakah kebiasaan puasa ini telah dipraktekan sejak masa Nabi Ibrahim-Ismail, yang hidup sekitar 1.000-2.000 SM ataukah hanya setelah masa Nabi Muhammad yang hidup sekitar tahun 600 M).
Sebagai informasi pada tanggal 13, 14, 15, 16 dan 17 terjadi bulan purnama penuh dengan puncak pada tanggal 15 atau 16 nya (cobalah anda keluar rumah pada tanggal tsb setiap bulan). Dengan puasa berarti mengurangi makan dan minum hingga sejumlah 50-75% dari saat normal, cairan tubuh pun berkurang drastis. Dengan berkurangnya cairan tubuh nampaknya orang-orang Arab berharap pengaruh (gravitasi) bulan dapat dikurangi sehingga lebih mudah mengontrol / mengendalikan diri
Tetapi mengapa harus berpuasa tiga hari sebelum purnama? Para ilmuwan Inggris menemukan fakta baru bahwa dua hari sebelum purnama getaran-getaran elektromagnetik badan berubah secara radikal. Terjadi perbedaan yang sangat menyolok dalam potensi listrik di antara getaran-getaran elektromagnetis tubuh di sekitar pusar dan sekitar otak. Puasa dianggap sebagai solusi yang mampu mengembalikan keseimbangan pikiran dan biologis.

Pasang Purnama
Gelombang air laut yang terdapat di pantai sebelah utara lebih besar dibandingkan dengan gelombang pantai sebelah Selatan, namun lebih kecil dibandingkan gelombang di perairan Benoa dan Nusa Dua karena pengaruh pertemuan dua arus dari Samudra Indonesia dengan arus dari arah Timur yang masuk ke Selat Badung tidak maksimal.

Apa sebenernya pengaruh bulan terhadap aktifitas gempa bumi ?
Bulan sangat mempengaruhi pasang surut. Pasang surut ini tentu saja mempengaruhi gaya gravitasi bumi dan merubah berat benda. Teori terjadinya gempa sering disebut "elastic rebound" atau proses pelentingan. Seperti ketapel bila dilepas maka kareat akan melentingkan batu didalamnya. Sama juga dengan gempa akibat tekanan pergeseran lempeng tektonik yg tertahan maka efeknya seperi karet yg tertahan. Nah penahan ini sangat dipengaruhi oleh beratnya sendiri, dimana berat benda tentunya tergantung dari grafitasinya. Pernah lihat kan kalau gravitasi di angkasa sangat kecil sehingga melayang. Nah grafitasi di bumi sebenarnya juga berfluktuasi sesuai dengan adanya bulan (daya tarik bulan) dan juga tentunya matahari.

Bumi dikelilingi oleh Bulan dengan orbit yang ellips. Pada titik terdekat, yang disebut perigee, jarak Bulan adalah 384.000 km, sedang pada jarak terjauh, yang disebut apogee, adalah 406.700 km. Fakta yang lain adalah bidang orbit Bulan menyudut sebesar 5o 9” terhadap orbit Bumi.

Efek utama dari adanya Bulan yang mengelilingi Bumi adalah terjadinya pasang surut muka laut. Pasang surut terjadi sebagai efek dari gaya gravitasi dan sentrifugal dari Bulan yang mengelilingi Bumi (Gambar 11). Efek dari kedua gaya tersebut adalah terjadinya pasang pada bagian Bumi yang menghadap ke Bulan dan pada bagian Bumi yang membelakangi Bulan.
Gerak revolusi Bulan mengelilingi Bumi menyebabkan posisi pasang surut berubah setiap waktu. Terdapat perbedaan waktu antara hari matahari (solar day) dan hari bulan (luinar day). Satu hari matahari adalah 24 jam, 0 menit dan 0 detik. Satu hari bulan adalah 24 jam dan 50,47 menit. Perbedaan waktu tersebut menyebabkan waktu pasang tertinggi dan waktu surut terrendah setiap hari bergeser 50,47 menit. Pergeseran ini dikenal sebagai variasi pasang surut harian.
Sementara itu, deklinasi Bulan menyebabkan posisi puncak pasang surut tidak terjadi pada posisi lintang yang sama (Gambar 12). Deklinasi Bulan berubah setiap setiap hari, oleh karena itu posisi puncak pasang surut pun juga berubah setiap setiap hari.
Matahari juga mempengaruhi pasang surut laut, tetapi pengaruh Bulan terhadap pasang surut lebih besar dari pada pengaruh Matahari, karena jarak Bulan ke Bumi lebih dekat daripada jarak Matahari ke Bumi. Konfigurasi posisi Bumi, Bulan dan Matahari mempengaruhi ketinggian muka laut pada saat pasang surut
Setiap bulan, pasang surut tertinggi terjadi pada saat bulan mati dan bulan purnama. Setiap tahun, pasang surut tertinggi terjadi bila Bumi, Bulan dan Matahari berada pada posisi yang membentuk garus lurus.



















0 komentar: