CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Minggu, 17 Januari 2010

DEFLASI

1.Pengertian

Dalam keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat. Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money) didapatkan dari persamaan Fisher sebagai berikut:

MV = PT

Ket :

M : Money Supply atau Persediaan Uang di masyarakat

V : Velocity atau kecepatan perputaran uang.

P : Average Price Level atau tingkat harga rata-rata.

T : Total Number of transactions atau Jumlah Transaksi.

2.Penyebab

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada empat buah penyebab Deflasi :

1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat.
2. Meningkatnya Persediaan Barang
3. Menurunnya permintaan akan barang
4. Naiknya permintaan akan uang

3.Dampak

Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan.

Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).

Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya (lha barang tidak laku, mau bayar dari mana?). Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.

Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.

Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin kecil.

4. Penanggulangan

Cara mengatasi Deflasi

Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami kelumpuhan selamanya.

Hal ini parallel dengan deflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikir. Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Belum lagi hal ini akan memicu aksi spekulan luar negeri yang dapat menjalankan Carry Trade sehingga nilai uang justru menjadi jatuh. Akibatnya, biaya impor menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.

Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.
Secara teori, dalam mengatasi deflasi, pemerintah dapat:
1. Melakukan kontrol persediaan barang agar penawaran barang di pasaran berkurang, misalnya dengan cara beras yang dilempar di pasaran dikurangi.
2. Melakukan pengeluaran pemerintah yang lebih besar agar uang yang beredar di masyarakat lebih banyak. Misalnya, gabah yang di jual petani dibeli semua oleh pemerintah.
Jadi, mengatasi deflasi dalam hal beras dapat dengan melakukan pembelian gabah petani dengan harga yang pantas (apalagi sekarang sedang panen padi) dan gabah tersebut di atur sedemikian rupa agar kebutuhan masyarakat akan beras terpenuhi.
Sebaiknya dalam mengatasi deflasi (ataupun inflasi) adalah dengan menyelesaikan akar masalah di Indonesia. Indonesia terkenal dikalangan investor asing dan lokal sebagai Negara dengan high cost economy, (ekonomi biaya tinggi) tapi sayang nya tidak berimplikasi pada masyarakat. Biaya tinggi ini adalah karena biaya birokrasi yang ada. Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa yang menjadi permasalahan utama dalam dunia usaha di Indonesia adalah birokrasi, hampir 23%. Ada biaya-biaya tambahan dalam rantai distribusi. Sebagai contoh, ketika dikalangan petani harga dibeli dengan murah, di masyarakat dijual dengan mahal, maka bermasalah di intermediasi nya. Ketidak efisienan bisa terjadi karena adanya insider trading (adanya oknum yang mengetahui info lebih lalu melakukan perbuatan yang secara umum merugikan), atau dalam kebijakan keuangan dan operasi yang tidak efisien dan efektif, misalnya manajemen persediaan beras nya..
Kesimpulan :
Deflasi yang terjadi di bulan April belum dapat disimpulkan apakah menjadi stabilisasi bagi negara atau distabilisasi. Apalagi mengingat ini adalah deflasi bulanan yang pertama kali terjadi setelah Desember 2005. Namun, mengingat kondisi kemiskinan yang terjadi, maka deflasi akhirnya menjadi distabilisasi bagi negara karena daya beli masyarakat tetap tidak dapat mengimbangi penurunan harga yang terjadi. Karenanya deflasi harus disikapi dengan bijak, karena salah penanganan akan menjadi pisau bermata dua bagi masyarakat secara umum. Kebijakan yang ada secara umum bisa dilakukan dengan moneter atau fiscal (pajak, pengeluaran pemerintah). Yang harus di ambil adalah yang kebijakan nya paling efektif.
Deflasi dan inflasi sama-sama memiliki dampak tersendiri dalam perekonomian. Namun yang paling baik adalah yang dapat memberikan efek positif bagi masyarakat secara langsung. Orientasi pemerintah haruslah dalam hal meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Selain itu yaitu :
1.Dgn jalm menambh jmlah uang beredar dimasyarakat
2.Pemernth diharapkan a Pengeluarn dan pembelanjaan
3.Masyarakat perlu menambh Pengeluarannya baik dengan cara Inpestasi maupun konsumsi

Sumber : http://studioforex-fundamental.blogspot.com

0 komentar: