Konflik pada umumnya merupakan suatu gejala sosial yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti masyarakat Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Irian. Suatu konflik (pertentangan) ini timbul karena adanya persaingan, baik persaingan antara individu mapupun antara kelompok, selain itu konflik bisa juga muncul karena adanya perbedaan emosi atau perbedaan pendapat antar orang-orang dalam suatu interaksi sosial. Konflik atau pertentangan ini bisa juga terjadi pada keluarga (suami-istri dan anak), di sekolah (guru-kepala sekola atau bahkan siswa dengan siswa), di masyarakat (antar individu/kelompok/organisasi).
PENGERTIAN KONFLIK
1.Menurut Berstein (1965), konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan ada pula yang negatif di dalam interaksi manusia
2.Menurut Dr. Robert M.Z. Lawang, konflik itu adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya. Contoh; suatu konflik kekerasan dengan kelompok luar, maka dalam masing-masing kelompok akan muncul solidaritas sosial yang kuat. Bangsa Indonesia memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang kuat pada waktu perang kemerdekaan.
3.Menurut Drs. Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan dimana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
4.Dalam buku ”Sosiology” dari James W. Vander Zanden, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
5.Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan. Proses sosial yang terjadi di sini dimulai dari usaha mempertajam perbedaan di antara individu-individu atau kelompok-kelompok yang antara lain menyangkut ciri-ciri fisik, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola prilaku, gagasan, pendapat serta kepentingan sehingga akhirnya terjadi pertikaian/pertentangan yang tujuannya adalah untuk mengalahkan pihak lawan dengan cara ancaman dan atau kekerasan. Ancaman kekerasan di sini merukan salah satu pilihan terakhir, sebab apabila pihak ”mereka” sebelumnya sudah bersedia menerima kekalahan dalam arti mau menerima tuntutan dari pihak ”kami” maka, ancaman kekerasan batal untuk dilaksanakan.
Sabtu, 24 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar